I.
DINAMIKA
SOSIAL BUDAYA
1.
PENGERTIAN DINAMIKA SOSIAL
BUDAYA
a)
Menurut Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah segala
perubahan pada lembaga-lemabga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalam nilai-nilai, sikap dan pola
perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
b)
Menurut Koenig
Perubahan sosial merujuk pada
modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
c)
Menurut Gillin dan Gillin
Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik
karena perubahan – peruabahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan
baru di dalam masyarakat.
d)
Menurut Hans Garth dan C. Wright Mills
Perubahan sosial adalah apapun yang terjadi dalam kurun waktu tertentu terhadap
peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur sosial.
Jadi dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
Perubahan Sosial Budaya adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam masyarakat pada kurun waktu tertentu yang berupa
perubahan cara hidup maupun pola-pola kehidupan masyarakar tersebut yang
disebabkan baik karena perubahan – peruabahan kondisi geografis, kebudayaan
material, komposisi penduduk dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun
penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
A. TEORI – TEORI TENTANG DINAMIKA SOSIAL BUDAYA
a) Teori evolusi ( evolutionary theory )
Teori ini berpijak pada teori evolusi Darwin dan dipengaruhi
oleh pemikiran Herbert Spencer. Tokoh yang berpengaruh pada teori ini adalah
Emile Dhurkein dan Ferdinand Tonnies.
Dhurkeim berpendapat bahwa perubahan karena evolusi
mempengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan
kerja. Sedangakan Tonnies memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat
yang sederhana yang mempunyai hubungan yang erat dan kooperatif menjadi tipe
masyarakat besar yamg memiliki hubungan yang terspesialisasi dan impersonali. Artinya
dengan adanya perubahan sosial membuat masyarakat menjadi lebih
individual dan sifat kemasyarakatannya semakin berkurang. Ini dapat dilihat
pada masyarakat perkotaan.
b) Teori konflik ( conflict theory )
Menurut teori ini konflik berasal dari pertentangan kelas
antara kelompok tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan mengarah pada
perubahan sosial. Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang
menyebutkan bahwa konflik sosial merupakan sumber yang paling penting dan
berpengaruh dalam semua perubahan sosial. Ralf Dahrendorf berpendapat bahwa
semua perubahan sosial merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Iya
yakin bahwa konflik dan pertentangan selalu ada dalam setiap bagian masyarakat
c) Teori fungsionalis (Functionalist Theory)
Teori fungsionalis berusaha melacak penyebab perubahan
sosial sampai ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara
pribadi mempengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial
yang tingkatnya moderat
Konsep kejutan budaya (Kultural Lag) dari William Ogburn
berusaha menjelaskan peruabahn sosial dalam kerangka fungsionalis ini.
Menurutnya, meskipun unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain,
beberapa unsurnya bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur lainnya
tidak secepat itu. Sehingga tertinggal di belakang. Ketertinggalan ini
meyebabkan kesenjangan sosial dan budaya antara unsur-unsur yang berubah sangat
cepat dan unsur yang berubah lambat. Kesenjangan ini menyebabkan adanya kejutan
sosial dan budaya pada masyarakat.
Ogburn menyebutkan perubahan teknologi biasanya lebih cepat
daripada perubahan budaya non material seperti kepercayaan, norma, nilai –
nilai yang mengatur masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu dia berpendapat
bahwa perubahan teknologi sering kali menghasilkan kejutan budaya yang pada
gilirannya akan memunculkan pola-pola perilaku yang baru
d) Teori Siklis (Cyclical Theory)
Teori ini mempunyai sudut pandang yang menarik dalam melihat
perubahan sosial. Teori ini beranggapa bahwa perubahan sosial tidak dapat
dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun bahkan orang-orang ahli sekalipun. Dalam
setiap masyarakat terdapat siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini
kebangkitan dan kemunduran suatu peradaban tidak dapat dielakkan dan tidak
selamanya perubahan sosial membawa kebaikan.
Oswald Spengler mengemukakan bahwa setiap masyarakat
berkembang melalui 4 tahap perkembangan seperti pertumbuhan manusia, yaitu :
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Beliau merasa bahwa masyarakat barat
telah mencapai masa kejayannya pada masa dewasa yaitu selama jaman pencerahan
pada abad XVIII. Sejak saat itu tidak terelakkan lagi peradaban barat mulai
mengalami kemunduran ke masa tua. Tidak ada yang dapat menghentikan proses
ini.Seperti yang terjadi pada peradaban Babilonia, Mesir, Yunani dan Romawi
yang terus mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN DINAMIKA SOSIAL BUDAYA
Ada beberapa hal yang menjadi
faktor-faktor yang menyebabkan dinamika sosial budaya. Faktor – faktor tersebut
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a)
Faktor Internal
Faktor ini adalah faktor yang
berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri, antara lain :
1. Bertambahnya jumlah penduduk
Di dunia ini, salah satu masalah sosial yang menjadi sorotan utama masyrakat
dunia adalah mengenai pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Tentu saja dengan
semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk suatu daerah, mengakibtakan
semakin banyak masalah yang ditimbulkannya. Sebagai contoh adalah masalah
kurangnya sumber penghasilan. Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk akan
meningkatkan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan yang mengakibatkan
semakin tingginya permintaan akan suatu pekerjaan. Padahal sekarang ini,
lapangan pekerjaan semakin sedikit dan terbatas. Konsekuensinya, banyak
penduduk yang menjadi pengangguran yang lantas banyak menimbulkan masalah
seperti pencurian, perampokan, penculikan. Kondisi inilah yang akan mengubah
pola interaski msayrakat sehingga menimbulkan dinamika sosial masyarakat.
2. Adanya penemuan baru
Kita telah mengetahui bahwa
manusia adalah makhluk yang dinamis artinya manusia selalu berusaha setiap saat
untuk memperbaiki kehidupannya dengan segala cara. Salah satu caranya adalah
dengan cara terus menemukan hal-hal baru yang nantinya dapat berguna bagi
kehidupan masyarakat di dunia. Dengan pemuan tersebut, kehidupan manusia
sedikit banyak akan dapat terbantu, sehingga pekerjaan manusia dapat dilakukan
dengan lebih mudah.
Adanya inovasi pada berbagai kehidupan sosial dan budaya masyarakat akan
memberi pengaruh yang luas pada berbagai kehidupan masyarakat. Pengaruh itu
berdampak pada terciptanya perilaku sosial yang baru sekaligus menggeser
norma-norma sosial yang lama. Untuk dapat memahami penjelasan di atas, simak
contoh berikut ini.
Contoh : Penemuan telepon telah
mengakibatkan dinamika sosial di dalam masyarakat. Dulu sebelum telepon
ditemukan, masyarakat yang letaknya berjauhan tidak dapat berkomunikasi secara
langsung dan membutuhkan waktu yang lama. Namun dengan adanya telepon, semua
orang entah jaraknya puluhan ribu kilometer dapat berkomunikasi dengan langsung
tanpa harus bertatap muka.
3. Terjadinya pemberontakan atau
revolusi
Perubahan yang terjadi secara
cepat dan mendasar yang dilakukan oleh individu atau kelompok akan berpengaruh
besar pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan mulai dari
lembaga Negara sampai keluarga mengalami perubahan yang mendasar.
Contohnya adalah revolusi Prancis yang
merupakan pemberontakan masyarakat kelas bawah yang tertindas terhadap
kekuasaan kerajaan yang bertindak sewenang-wenang. Revolusi ini telah merubah
pola kehidupan masyarakat yang dulunya tertindas menjadi lebih bebas.
4. Ideologi
Ideologi bisa diartikan sebagai
seperangkat kepercayaan nilai dan norma yang saling berhubungan yang dapat
mengarahkan pada tujuan tertentu. Ideologi memainkan peran yang cukup besar
dalam membentuk arah perubahan sosial. Ideologi juga dapat diartikan sebagai
pedoman hidup masyarakat, jika ideology tersebut berubah maka yang akan terjadi
adalah pola hidup masyarakat pun akan ikut berubah.
Ada bermacam – macam ideology yang
eksis di dunia yang dikelompokkan menjadi ideologi konservatif atau
tradisional, liberal, dan radikal. Untuk mendorong terjadinya perubahan sosial
di masyarakat, biasanya ideology-ideologi ini dituangkan ke dalam
kebiajakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang mengnut salah satu
ideologi tersebut.
b)
Faktor eksternal
1. Lingkungan Alam Fisik yang Ada
di Sekitar Manusia
Penyebab peruabahan yang
bersumber dari lingkungan alam fisik, kadang kala disebabkan oleh masyarakat
itu sendiri. Terjadinya banana alam seperti banjir dan tanah longsor
menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa harus berpindah
meninggalkan daerah tersebut dan mencari tempat tinggal baru sehingga mereka
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru yang tentunya telah
memiliki kebiasaan-kebiasaan sosial tersendiri. Hal tersebut akan mengakibatkan
terjadi perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat.
2. Peperangan
Peperangan antara satu Negara
dan Negara lain bisa mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada
lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya Negara yang
menang memaksakan nilai-nilai dan cara-cara dan lembaga masyarakat yang
dianutnya kepada Negara yang dikalahkannya.
Contohnya Negara Irak setelah kalah
perang melawan pimpinan koalisi AS. AS berusaha memaksakan penerapan system
demokrasi menggantikan system Kediktatoran Rezim Sadam Hussein
3. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Di jaman yang semakin terbuka
tidak ada Negara atau masyarakat yang menutup dirinya dari interaksi dengan
bangsa atau masyarakat lain. Interaksi yang dilakukan antara 2 masyarakat atau
bangsa mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbale balik. Selain
masyarakat yang satu bisa mempengaruhi masyarakat yang lainnya, juga bisa
menerima pengaruh dari masyarakat lain. Dengan demikian akan timbul suatu
nilai-nilai budaya yang baru sebagai akibat asimilasi atau akulturasi budaya
(percampuran budaya).
4. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DINAMIKA SOSIAL BUDAYA
a)
Dampak Positif
Ada beberapa dampak positif yang diakibatkan oleh dinamika
social budaya, antara lain :
-
Menjadikan masyarakat lebih
tahu perkembangan jaman sehingga membuat masyarakat lebih maju
Dari penjelasannya mengenai dinamika social budaya di atas,
kita dapat mengetahui bahwa dinamika sosial budaya dapat membuat suatu
masyarakat semakin makju walaupun ada beberapa masyarakat yang malah menjadi
mundur karena adanya dinamika sosial budaya. Namun bagi masyarakat yang dapat
menanggapi dinamika sosial budaya dengan baik, dinamika sosial budaya adalah
sesuatu yang dapat membuat hidup mereka lebih maju, lebih mengerti dunia luar,
tidak ketinggalan jaman oleh tren di dunia.
Contoh,
dulu sebelum internet ditemukan, masyarakat tentu sulit untuk mencari informasi
mengenai dunia luar dengan cepat. Namun dengan adanya internet, masyarakat
menjadi sangat terbantu untuk mencari informasi mengenai dunai luar. Dengan
banyaknya pengetahuan yang dimiliki membuat masyarakat menjadi lebih maju dan
lebih tahu mengenai perkembangan jaman.
-
Menjadikan Masyarakat Hidup
lebih Makmur
Kita tahu bahwa dinamika sosial budaya dapat terjadi dimana
saja dan melalui apa saja. Salah satunya adalah dengan melalui ideologi yang
dianut suatu Negara. Jika ideology yang dianut suatu Negara tidak cocok dengan
kepribadian warga Negara tersebut, pastilah warga Negara tersebut akan hidup
dengan tidak makmur. Namun jika ideology tersebut diganti dengan ideology yang lebih
cocok dengan kepribadian warga negaranya, pastilah warga Negara tersebut akan
dapat hidup lebih makmur.
Contoh,
ketika Indonesia menganut sistem liberal maupun sistem sosialis, masyarakat
Indonesia tidak dapat hidup0 dengan makmur karena tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa yang saling gotong royong. Setelah Indonesia menganut sistem
pancasila yang sangat cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia, bangsa
Indonesia dapat hidup dengan makmur sampai sekarang ini.
-
Menjadikan Sebuah Masyarakat
menjadi Masyarkat yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari
Perubahan
sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat biasanya menyangkut mengenai
norma, nilai dan kebiasaan masyarakat tersebut. Norma, nilai dan kebiasaan
tersebut adalah suatu pedoman hidup bagi masyarakat tersebut. Jika terjadi
suatu perubahan yang dapat diterima oleh masyarakat tersebut terhadap norma,
dan nilai yang berlaku, tentulah seluruh anggota masyarakat akan mengubah
hidupnya. Dengan adanya perubahan norma inilah, yang akan membuat masyarakat
menjadi lebih baik, baik di bidang kehidupannya, kedisiplinannya, maupun di
bidang kebersihannya.
b) Dampak Negatif
1. Memusnahkan
Kebudayaan Asli Suatu masyarakat
Biasanya jika suatu masyarakat telah mengubah nilai-nilai
sosialnya dan telah terbiasanya dengan nilai-nilai sosial yang baru, mereka
akan lupa dan meninggalkan nilai-nilai sosial yang lama. Walaupun nilai-nilai
sosial yang baru belum tentu lebih baik daripada nilai-nilai sosial yang baru.
Contoh, dulu wanita Indonesia berpakaian dengan menggunakan
kemben, namun dengan adanya dinamika sosial budaya wanita Indoesia telah
berubah dengan berpakaian ala orang barat dan wanita Indonesia yang berpakaian
kemben semakin sedikit.
2. Menjadikan Suatu Masyarakat Menjadi Masyarakat yang lebih
buruk
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Perubahan sosial
tidak hanya memunculkan dampak positif, namun juag memunculkan dampak negative
bgai masyarakat yang dikenainya. Dengan dampak negative yang dibawanya inilah
yang dapat membuat suatu masyarakat
menjadi lebih buruk.
II. KEANEKARAGAMAN
SOSIAL BUDAYA
Keragaman
budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan
kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan
daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan
kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta
orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga
mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan,
tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga
berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat
di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga
menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga
berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung
perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama
tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan
tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak
saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya
dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman
kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan
dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan
bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik
masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar
kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak
hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi
antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada
abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan
dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir
jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar
peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada
dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi
dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan
mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu.
1.
Bukti Sejarah
Sejarah membuktikan bahwa
kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan, saling mengisi, dan
ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan kraton atau kerajaan yang
berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok
masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana
kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan prural atau pedesaan,
bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil.
Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam
bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamannya
bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun
kepada konteks kebudayaan.
Didasari pula bahwa
dengan jumlah kelompok sukubangsa
kurang lebih 700 sukubangsa
di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam,
serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang
sesungguhnya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang
dimilikinya maka potensi konflik yang dipunyainya juga akan semakin tajam.
Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi pendorong untuk
memperkuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dimana
sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak berkenaan dengan
keragaman kebudayaan. Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di Indonesia
dimana dinyatakan sebagai kasus konflik agama dan sukubangsa. Padahal
kenyataannya konflik-konflik tersebut didominsi oleh isu-isu lain yang lebih
bersifat politik dan ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang tunggal dalam
kasus konflik yang ada di Indonesia. Namun beberapa kasus konflik yang ada di
Indonesia mulai memunculkan pertanyaan tentang keanekaragaman yang kita miliki
dan bagaimana seharusnya mengelolanya dengan benar.
2. Menjaga keanekaragaman budaya
Dalam konteks masa kini, kekayaan
kebudayaan akan banyak berkaitan dengan produk-produk kebudayaan yang berkaitan
3 wujud kebudayaan yaitu pengetahuan budaya, perilaku budaya atau
praktek-praktek budaya yang masih berlaku, dan produk fisik kebudayaan yang
berwujud artefak atau banguna. Beberapa hal yang berkaitan dengan 3 wujud
kebudayaan tersebut yang dapat dilihat adalah antara lain adalah produk
kesenian dan sastra, tradisi, gaya
hidup, sistem nilai, dan sistem kepercayaan. Keragaman budaya dalam konteks
studi ini lebih banyak diartikan sebagai produk atau hasil kebudayaan yang ada
pada kini. Dalam konteks masyarakat yang multikultur, keberadaan keragaman
kebudayaan adalah suatu yang harus dijaga dan dihormati keberadaannya.
Keragaman budaya adalah memotong perbedaan budaya dari kelompok-kelompok
masyarakat yang hidup di Indonesia.
Jika kita merujuk kepada konvensi UNESCO 2005 (Convention on The Protection and
Promotion of The Diversity of Cultural Expressions) tentang keragaman budaya
atau “cultural diversity”, cultural diversity diartikan sebagai kekayaan budaya
yang dilihat sebagai cara yang ada dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat
untuk mengungkapkan ekspresinya. Hal ini tidak hanya berkaitan dalam keragaman
budaya yang menjadi kebudayaan latar belakangnya, namun juga variasi cara dalam
penciptaan artistik, produksi, disseminasi, distribusi dan penghayatannya,
apapun makna dan teknologi yang digunakannya. Atau diistilahkan oleh Unesco
dalam dokumen konvensi UNESCO 2005 sebagai “Ekpresi budaya” (cultural
expression). Isi dari keragaman budaya tersebut akan mengacu kepada makna
simbolik, dimensi artistik, dan nilai-nilai budaya yang melatarbelakanginya.
Dalam konteks ini pengetahuan budaya akan
berisi tentang simbol-simbol pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat
pemiliknya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungannya. Pengetahuan
budaya biasanya akan berwujud nilai-nilai budaya suku bangsa dan nilai budaya
bangsa Indonesia,
dimana didalamnya berisi kearifan-kearifan lokal kebudayaan lokal dan suku
bangsa setempat. Kearifan lokal tersebut berupa nilai-nilai budaya lokal yang
tercerminkan dalam tradisi upacara-upacara tradisional dan karya seni kelompok
suku bangsa dan masyarakat adat yang ada di nusantara. Sedangkan tingkah laku
budaya berkaitan dengan tingkah laku atau tindakan-tindakan yang bersumber dari
nilai-nilai budaya yang ada. Bentuk tingkah laku budaya tersebut bisa dirupakan
dalam bentuk tingkah laku sehari-hari, pola interaksi, kegiatan subsisten
masyarakat, dan sebagainya. Atau bisa kita sebut sebagai aktivitas budaya.
Dalam artefak budaya, kearifan lokal bangsa Indonesia diwujudkan dalam
karya-karya seni rupa atau benda budaya (cagar budaya). Jika kita melihat
penjelasan diatas maka sebenarnya kekayaan Indonesia mempunyai bentuk yang
beragam. Tidak hanya beragam dari bentuknya namun juga menyangkut asalnya.
Keragaman budaya adalah sesungguhnya kekayaan budaya bangsa Indonesia.
3.
Keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya.
Keragaman
berasal dari kata ragam yang artinya; tingkah laku, macam ( jenis ), lagu (
musik, langgam ), warna ( corak, ragi ), laras (ling, tata bahasa ).Sehingga
keragaman berarti perihal beragam-ragam (berjenis-jenis ).
Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.
Kesetarran adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan
dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu
tingkatan hierarki.
a) Unsur-unsur keragaman dalam masyarakat
Indonesia:
1. Suku Bangsa
dan Ras.
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari
Sabang sampai Merauke sangat beragam.Sedangkan perbedaan ras muncul karena
adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki cirri-ciri biologis lahiriah
yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh, mata, ukuran
kepala, dan lain sebagainya.
2. Agama dan
Keyakinan.
Agama mendukung arti ikatan yang harus dipegang dan
dipatuhi manusia.Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih
tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan
pancaindra.
Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara
lain:
a. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis
berfungsi menyeluruh dan melarang.
b. Berfungsi penyelamat.
c. Berfungsi sebagai perdamaian.
d. Berfungsi sebagai social control.
e. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas.
f. Berfungsi sebagai transformative.
g. Berfungsi kreatif.
h. Berfungsi sublimatif.
3.Ideologi dan
Poklitik.
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan
yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku.Politik adalah usaha untuk
menegakkan ketertiban sosial.
4.Tata Krama
Tata krama adalah segala tindakan, perilaku, adat
istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
5.Kesenjangan
Ekonomi.
Bagi sebagian negara berkembang, perekonomian akan
menjadi salah satu perhatian yang akan terus di tingkatkan.
6.Kesenjangan
Sosial.
Kesenjagan sosial dapat terlihat dan dirasakan dengan
jelas dengan adanya penggolongan oaring berdasarkan kasta.
Pengaruh Keragaman dan Kesetaraan sebagai kekayaan
sosial budaya adalah:
1 Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang
sering kali memiliki kebudayaan yang berbeda.
2 Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam
lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer.
3 Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara
kelompokyang satu dengan yang lain.
4 Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap
kelompok lain.