Senin, 14 Mei 2012

DIFUSI INOVASI

DIFUSI INOVASI

Pendekatan difusi inovasi
Inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam pola yang bisa diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok masyarakat lainnya membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi tersebut. Ketika sebuah inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu dikatakan exploded atau meledak.

Kelompok pengadopsi
Rogers dan sejumlah ilmuwan komunikasi lainnya mengidentifikasi 5 kategori pengguna inovasi :
1.    Inovator: Adalah kelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru. Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya. Orang-orang seperti ini lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini adalah mereka yang memeiliki gaya hidup dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman atau relasi.
2.    Pengguna awal: Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator. Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru.
3.    Mayoritas awal: Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.
4.    Mayoritas akhir: Kelompok yang ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi inovasi.
5.    Laggard: Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya, dan menganggap mereka ketinggalan zaman.

Karakteristik inovasi
1.    Keuntungan Relatif
Keuntungan relatif yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau dari faktor status sosial, kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi. Misalnya, penggunaan kompor gas yang lebih hemat bahan bakar, hemat waktu dalam memasak tentu akan lebih cepat penyebaran inovasi tersebut.
Keuntungan relatif suatu inovasi dipengaruhi oleh krisis. Dari hasil penyelidikan tentang penggunaan alat pengering rumput oleh petani Amerika yang dilakukan oleh Wilkening seperti yang dikutip oleh Abu Hanafiah, pengadopsian inovasi meningkat dari 16 % pada tahun 1950 menjadi 48 % pada tahun 1951. Hujan dan musim dingin pada tahun 1951 menyebabkan pengawetan jerami menjadi sulit, sehingga petani banyak yang menggunakan alat pengering rumput. Karena adanya krisis yang disebabkan oleh hujan dan musim dingin itu, maka penggunaan alat pengering rumput menjadi meningkat oleh para petani. Hal ini membuat pengadopsian inovasi oleh para petani meningkat pula.
Kecepatan adopsi juga dipengaruhi oleh adanya pemberian insentif ekonomi kepada masyarakatnya. Fungsi insentif adalah untuk meningkatkan taraf keuntungan relatif suatu inovasi. Efek insentif sering kali agak mengecewakan. Biasanya begitu insentif tidak diberikan, pengadopsian inovasi juga berhenti.
2.    Kompatibel
Kompatibel ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada di masyarakat. Misalnya, penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang keyakinan agamanya melarang penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebaran inovasi akan terhambat.
Suatu inovasi mungkin kompatibel dengan nilai-nilai dan kepercayaan sosio kultural, ide-ide yang telah diperkenalkan lebih dulu, atau masyarakat dan kebutuhannya. Sebagai contoh, pejabat kesehatan masyarakat memperkenalkan jamban untuk menghindari terjangkitnya wabah penyakit perut, tetapi fasilitas baru itu tidak dipakai oleh masyarakat desa karena masyarakat desa terbiasa buang air kapan saja dan di mana saja. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi yang tidak kompatibel dengan nilai-nilai yang ada pada masyarakat akan sulit untuk diterima.
Selain itu, kompatibilitas suatu inovasi dengan ide-ide sebelumnya dapat mempercepat atau menghambat kecepatan adopsi. Jika inovasi selaras dengan praktek yang ada, maka tidak ada inovasi. Dengan kata lain, suatu inovasi yang kompatibel adalah yang hanya menampakkan sedikit perubahan.
Salah satu indikasi kompatibilitas inovasi adalah sejauh mana inovasi itu dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan masyarakatnya. Akan tetapi dalam prakteknya akan sangat sulit untuk mengetahui kebutuhan nyata masyarakat. Untuk itu, maka agen pembaharuan dituntut kemampuannya untuk dapat berempati dan akrab dengan masyarakatnya agar dapat memperkirakan kebutuhan masyarakat.
3.    Observabilitas
Yang dimaksud dengan dapat diamati ialah mudah atau tidaknya pengamatan suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya bila sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat. Misalnya, mengajak para petani yang tidak dapat membaca dan menulis untuk belajar membaca dan menulis tidak akan segera diikuti oleh para petani karena para petani tidak cepat melihat hasilnya secara nyata.
4.    Triabilitas
Triabilitas ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dapat dicoba, akan cepat diterima oleh masyarakat dari pada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dahulu. Misalnya, penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat diterima oleh masyarakat jika masyarakat dapat mencoba dulu untuk menanam dan dapat melihat hasilnya.
5.    Kompleksitas
Kompleksitas ialah, tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya. Misalnya penyuluh kesehatan memberitahu masyarakat pedesaan untuk membiasakan memasak air yang akan diminum. Sedangkan masyarakat tidak mengetahui tentang teori penyebaran penyakit melalui kuman yang terdapat  pada air minum, tentu saja ajakan atau himbauan tersebut sukar untuk diterima, sebelum penyuluh kesehatan tersebut memberikan pengarahan tentang penyebaran penyakit. Jadi, makin mudah suatu inovasi dimengerti, maka akan semakin cepat diterima masyarakat.

Faktor penting Difusi Inovasi
·         Efek komunikasi
·         Kemampuan dari pesan media
·         Opini public
·         Khalayak

Difusi Inovasi menurut Everett Rogers :
·         Inovasi adalah gagasan yang dianggap baru oleh penerima
·         Dikomunikasikan melalui saluran saluran tertentu
·         Diantara anggota-anggota sistem sosial
·         Secara terus menerus

Definisi Katz mengenai difusi :
“Proses penyebaran suatu gagasan atau praktik baru, secara terus menerus, melalui saluran saluran tertentu, melalui struktur sosial seperti disuatu lingkungan masyarakat, pabrik atau disuatu suku tertentu

A.D.O.P.S.I
Proses dimana, individu mengambil keputusan untuk mengadopsi atau menolak inovasi mulai dari ketika ia menyadari adanya inovasi tersebut.

Lima tahap proses adopsi
1.    Tahap pengetahuan: Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik, media cetak , maupun komunikasi interpersonal di antara masyarakat
2.   Tahap persuasi: Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon pengguna. Seseorang akan mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika mengadopsi inovasi tersebut secara personal. Berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan orang lain, ia mulai cenderung untuk mengadopsi atau menolak inovasi tersebut.
3.  Tahap pengambilan keputusan: Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir apakah mereka akan mengadopsi atau menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti setelah melakukan pengambilan keputusan ini lantas menutup kemungkinan terdapat perubahan dalam pengadopsian.
4.   Tahap implementasi: Seseorang mulai menggunakan inovasi sambil mempelajari lebih jauh tentang inovasi tersebut.
5. Tahap konfirmasi: Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi ataupun tidak, seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang mereka buat. Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan evaluasi.

5 Atribut yang mempengaruhi tingkat Adopsi ( Rogers, 1991)
·   Keuntungan relatif atau tingkat dimana suatu inovasi mengungguli gagasan yang digantikannya
·   Kompatibilitas, atau tingkat dimana suatu inovasi konsisten dengan nilai- nilai dan pengalaman –pengalaman masa lampau yang ada.
·         Kompleksitas, atau tingkat dimana suatu inovasi relative sulit dipahami dan digunakan
·         Divisibilitas, atau tingkat dimana suatu basis terbataskan
·         Komunikabilitas, atau tingkat dimana hasil-hasil dapat dipublikasikan kepada khalayak